Palembang – Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sumatera Selatan mengejar penyaluran kredit untuk memanfaatkan momen mulai membaiknya perekonomian setelah pandemi COVID-19.
Sekretaris Jenderal DPD Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Sumsel Syafril di Palembang, Minggu, mengatakan BPR perlu agresif dalam penyaluran kredit untuk menjaga performa apalagi rasio ketidaklancaran kredit (NPL) di Sumsel masih dalam batas ambang.
“Berdasarkan catatan kami, hingga kini belum ada BPR di Sumsel yang tutup. Tapi, ada yang menurun kinerjanya karena COVID-19, dan ini mau mengejar lagi,” kata dia.
Ia mengatakan permintaan modal kerja dari kalangan pelaku UMKM mulai dirasakan menanjak walaupun belum pulih saat sebelum adanya pandemi.
Sebagian besar pelaku usaha masih wait and see merespon kondisi perekonomian saat ini, berkaitan dengan daya beli masyarakat.
Pada saat momen Idul Fitri lalu, ia mengamati terjadi pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Sumsel, namun kini mulai melambat kembali.
Lantaran itu, sebagian kalangan pelaku usaha menunda rencana bisnisnya.
Di tengah ketidakpastian ini, asosiasi menyarankan BPR untuk terus meningkatkan kapasitas sehingga dapat beradaptasi dengan era digital saat ini.
Salah satunya yang mungkin dilakukan yakni berkolaborasi dengan perusahaan finansial teknologi (fintek).
Perusahaan fintek yang memiliki kemampuan sebagai penyedia jasa aplikasi, sementara BPR memiliki kemampuan untuk mencari sumber pendanaan dari masyarakat.
Selain itu, jika fintek dapat menjangkau kawasan yang lebih luas tergantung dengan ketersediaan jaringan internet, begitu pula dengan BPR yang memiliki keunggulan karena memiliki sistem door to door.
Dengan keunggulan masing-masing itu maka pasar UMKM sejatinya dapat digarap bersama, kata dia. (Ant)