Dua desa di OKU Timur jadi kampung tangguh

Palembang – Dua desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir terpilih menjadi kampung tangguh antiintoleransi dan radikalisme oleh Kepolisian Daerah Sumatera Selatan.

Gubernur Sumatera Selatan yang menghadiri pencanangan kampung tangguh di Desa Batu Mas dan di Desa Mangulak, Kamis, mengatakan bahwa terbentuknya kampung tangguh patut mendapat apresiasi karena membuktikan kinerja positif aparat penegak hukum di daerah tersebut.

“Sehari-hari kami mendeteksi kejadian-kejadian di tengah masyarakat untuk menyejahterakan rakyat. Dahulu OKU ini tingkat kemiskinannya tinggi, artinya ada dukungan dari faktor kenyamanan sehingga masyarakat di sini lebih produktif,” kata Herman Deru.

Herman Deru menceritakan dirinya yang menjadi bupati pertama daerah pemekaran OKU Timur pada tahun 2003 sebenarnya sudah menginventarisasi dan memetakan persoalan di daerah tersebut.

Dengan upaya itu, kata dia, secara berangsur-angsur angka kemiskinan di OKU Timur menurun, bahkan kini menjadi salah satu kabupaten yang terendah di Indonesia.

Menurut dia, keberagaman suku, adat istiadat, dan agama dari warga OKU Timur ini justru menjadi kekuatan untuk membawa daerah ini lebih maju pada masa datang.

Sejauh ini yang cukup mencolok, menurut dia, keberhasilan dari sektor pertanian dan keagamaan. Produksi beras daerah ini menjadi yang kedua setelah Banyuasin, dan terjadi pertumbuhan jumlah pondok pesantren yang saat ini berjumlah total 101 ponpes.

“Mudah-mudahan dengan adanya kampung tangguh ini dapat makin mempererat persatuan antarwarga sehingga pembangunan dapat terlaksana dengan baik di sini,” katanya lagi.

Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol. Toni Harmanto berharap pencanangan Kampung Tangguh Antiintoleransi dan Radikalisme di OKU Timur dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Sumsel.

“Sejauh ini penyebaran paham radikal masih terus diwaspadai pemerintah Indonesia,” kata dia.

Kapolda menjelaskan bahwa kampung tangguh ini bertujuan meningkatkan peran empat pilar masyarakat dalam mencegah radikalisme, yaitu babinsa, bhabinkamtibmas, penyuluh agama, serta perangkat desa atau tokoh masyarakat.

Pada kesempatan tersebut dilakukan deklarasi cinta NKRI oleh Ken Setiawan selaku pendiri Negara Islam Indonesia (NII) bersama 39 orang lainnya.

Kini dia menjadi mitra Polri mengajak dan menyuarakan antiradikalisme.

“Kami berharap Pemerintah dapat merangkul para eks NII untuk kembali ke NKRI. Mari bersama-sama kampanyekan Pancasila dengan mengamalkan isinya, khususnya di Sumsel, agar tercipta keamanan dan kedamaian,” kata Ken. (Ant)