Jakarta – Pengamat politik Arif Nurul Imam memandang adanya dukungan dari generasi milenial untuk Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto agar maju sebagai Calon Presiden (Capres) 2024 karena mereka menganggap Prabowo fokus dalam bekerja.
“Dari data survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ), generasi milenial berkesimpulan Prabowo fokus bekerja di saat bakal capres lain dinilai sibuk tebar pesona sehingga Prabowo dianggap tokoh yang fokus bekerja,” kata Arif berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, LSJ merilis survei terbaru mereka tentang capres pilihan generasi milenial yang di dalamnya ditemukan bahwa Prabowo merupakan bakal capres yang paling banyak menjadi pilihan generasi milenial mengalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Berdasarkan hasil survei tersebut, sebanyak 24,9 persen generasi milenial mengaku memilih Prabowo Subianto jika pemilihan presiden dilaksanakan pada hari ini.
Sementara itu, sebanyak 20,6 persen generasi milineal mengaku akan memilih Anies Baswedan, 12,4 persen memilih Ganjar Pranowo, dan 10,1 persen menjatuhkan pilihan pada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno.
Arif menilai tingginya dukungan dari generasi milenial kepada Prabowo Subianto yang mengalahkan tokoh lain merupakan cerminan dari potret pemilih saat ini, terutama mereka yang termasuk dalam generasi tersebut.
Prabowo, kata dia, dianggap generasi milineal mampu mengartikulasikan kepentingan mereka.
“Survei yang menyebutkan bahwa Prabowo unggul di kelompok milenial tentu bisa dibaca lantaran Prabowo dianggap bisa mengartikulasikan kepentingan milenial,” ujar Arif yang menjabat Direktur IndoStrategi Research and Consulting.
Menurutnya, generasi milineal, sebagaimana berdasarkan hasil survei LSJ menilai Prabowo sebagai tokoh yang lebih bisa bekerja untuk menciptakan ekosistem yang mendukung bagi kemajuan kelompok milenial, menciptakan lapangan kerja, dan mampu menjawab tantangan bangsa dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain.
Selain itu, lanjutnya, Prabowo dinilai tidak berlebihan dalam melakukan pencitraan dan dianggap memahami permasalahan ekonomi. (Ant)