Focus Group Discussion “Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian Banjir”

Sumsel.WartaDaerah.com,- Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA), Irigasi dan Banjir pada Dinas PUPR Kota Palembang Ir R A Marlina Sylvia, ST., M.Si., M.Sc., IPM., ASEAN.Eng, mewakili Kepala Dinas PUPR Kota Palembang, membuka Focus Group Discussion peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian banjir.

Sebelum Kegiatan FGD di lakukan senam bersama di Kantor Dinas PUPR kota Palembang, bersama Komunitas Peduli Sungai, Banjir, dan Lingkungan. Selasa 3 September 2024.

Marlina Sylvia mengatakan, FGD ini merupakan hasil dari sosialisasi yang kita lakukan sejak awal tahun di beberapa lokasi, banyak masyarakat yang mulai sadar dan peduli akan kebersihan dengan membentuk Komunitas Peduli, Sungai, Banjir, dan lingkungan di wilayah mereka masing-masing. Dasar kesadaran masyarakat ini merupakan indikator keberhasilan daripada sosialisasi yang telah kami laksanakan sejak awal tahun.

“Sosialisasi pembentukan komunitas sudah berlangsung sejak tahun 2014. Setiap tahun komunitasnya terus bertambah. Hingga saat ini sekitar 48 Komunitas yang aktif ” Ujar Marlina.

Pihaknya berharap calon komunitas yang ikut FGD hari ini lebih aktif, karena setelah pembentukan akan ada pemberdayaan. Komunitas ini sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk sosialisasi ke masyarakat.

“Komunitas yang hadir hari ini sebagian besar berasal dari lokasi yang rawan banjir dan genangan, seperti Kelurahan Srijaya. Sosialisasi kami adakan terintegrasi, Kelurahan Srijaya sendiri itu tengah, hulunya ada di daerah puntikayu, hilirnya di Kelurahan Siring Agung. Lokasi lokasi ini juga harus dibentuk, karena sosialisasi dilanjutkan pembentukan Komunitas ini harus terintegrasi,” Ungkapnya.

Marlina menjelaskan, Bahwa Komunitas memiliki grup sendiri dan mengadakan pertemuan secara rutin dan berkala. Untuk membentuk komunitas, itu biasa titik tolaknya adalah lokasi banjir dan genangan, dimana nantinya akan ada tim sosialisasi yang akan mempelajari permasalahan, melakukan pendekatan dengan masyarakat. Infrastruktur apa yang harus dilaksanakan dilokasi tersebut. Mungkin ada penyempitan atau ada saluran yang perlu dilebarkan, atau ada bangunan diatas saluran, itu yang harus dilaporkan.

“Dari situ akan ada tim tersendiri yang memang mengarahkan untuk pembentukan, jadi membuka mindset masyarakat untuk tidak hanya melaporkan, tapi juga ikut berkontribusi dalam penanganan banjir dan genangan melalui kepedulian. Peduli akan masalah masalah, mengetahui penyebab banjir di lokasinya. Perencanaan pembangunan harus melibatkan masyarakat,” Bebernya.

“Harapan kami, setelah masyarakat mengetahui, meningkat menjadi peduli dan merawat, karena setelah infrastruktur dibangun masyarakat yang akan menjaga dari orang-orang yang ingin menguasai, mendirikan bangunan disana. Oleh karena itu perlu dibentuknya komunitas-komunitas seperti ini,” Pungkasnya.( ADV/Ocha)